-Thank You for Visiting-
Home » , » Hidup Tentang Perbandingan

Hidup Tentang Perbandingan

Written By Unknown on Tuesday 13 May 2014 | 09:51

Perbandingan Tidak Terhindarkan



Siapapun hampir pasti akan berkata dirinya tidak ingin dibanding-bandingkan. Tidak dengan saudara kandung sekalipun, teman apalagi rival. Semua hanya akan berkata, aku ya aku, dia ya dia, tidak usah dibanding-bandingkan. Bahkan jika saat dibanding-bandingkan sedang berada pada mood yang buruk, semua benda bisa memiliki sayap dan terbang kemana-mana atau kosa kata dalam kamus besar bahasa kasar terucap atau lebih buruk lagi terjadi benturan keras antara otot dengan otot.

Fakta ternyata menyimpulkan sendiri tentang istilah banding-membandingkan. Suka tidak suka, mau tidak mau, sadar tidak sadar, kecil atau besar, langsung maupun tidak langsung semua orang tidak bisa lepas dari yang namanya perbandingkan. Dari segi bahasa ada sedikit perbedaan kesan perbandingan dan dibanding-bandingkan. Akan tetapi, pada intinya sama saja.

Lihatlah dalam hampir setiap aktivitas yang berkaitan dengan lebih dari satu orang. Percaya tidak percaya siapapun kita selalu dibanding-bandingkan oleh siapapun di sekitar kita. Itu mutlak. Misalnya di sekolah atau kampus, akan dibandingkan kepintaran, kepemimpinan, kecantikan dan ketampanan rupa, dan sebagainya. Begitu juga dalam dunia pekerjaan, yang lebih cekatan, bertanggung jawab, disiplin, handal, dan seterusnya. Sama halnya dalam lingkungan masyarakat, sosial, dan pergaulan. Mana yang ramah, setia, suka menolong, pelit, dan semua sifat serta karakter yang menempel pada diri manusia. Semua akan menilai. Teman kepada teman, bawahan kepada atasan dan sebaliknya, guru kepada murid, bahkan juga dalam keluarga sendiri. Orang tua pada anak, anak pada orang tua.

Hanya saja, ketika perbandingan terjadi ekspresi lebih banyak terbersit dalam hati tanpa perlu diucapkan. Pun begitu, pada masanya akan ada buah dari penilaian dalam hati itu. Misalnya saat seseorang dihadapkan pada tugas memilih salah satu, siapa yang lebih baik menjadi pengemban tugas dan tanggung jawab tertentu. Sudah pasti semua penilaian pembandingan yang ada dalam hatinya selama ini akan keluar melalui mulutnya. Bagaimana pun siapa yang dirasa paling baik, maka dialah subjek paling tepat direkomendasikan. So simple.

Tugas terberat sebenarnya adalah bagaimana setiap pribadi menyikapi ketika dirinya sedang berada dalam perbandingan. Secara umum, seseorang menjadi sensitif dibading-bandingkan ketika dirinya berasa di bawah atau pada posisi lebih buruk daripada subjek pembanding lain. Misalnya, si A lebih pintar, lebih hebat, lebih berprestasi, lebih terampil, lebih disiplin, tidak suka buat masalah, dan seterusnya. Sehingga kita yang merasa kalah cenderung merasa tersinggung. Berbeda bila dilihat dari sudut pandang orang yang lebih baik. Bukan tersinggung, seseorang dalam posisi lebih baik justru tersanjung dan merasa dipuji.

Kendati fenomena dibanding-bandingkan selalu terjadi, selain penyikapan pribadi, satu hal lain yang perlu diperhatikan adalah bagaimana seorang pembanding mengucapkan kata-katanya di hadapan orang yang dibandingkan. Dengan kata lain ada momen ketika seseorang legowo dirinya terbanding-bandingkan.

Kesimpulannya, pertama tidak usah risih dengan istilah dibanding-bandingkan. Itu keharusan. Siapkan saja diri tanpa perlu alergi. Harapannya tentu ketika dibandingkan berada pada subjek yang lebih baik. Kedua, ketika membanding-bandingkan seseorang pilihlah waktu yang tepat dengan bahasa yang baik. Khususnya ketika yang dihadapi adalah seseorang dengan predikat lebih buruk.(MS)
Share this article :

0 comments:

Watch Your Time

Check this All Label

Visitor

Flag Counter
 
Support : Proudly powered by Blogger
Copyright © 2014. LifeIsAStoryOfJourney - All Rights Reserved