-Thank You for Visiting-
Home » » Belajar dari Masa Lalu

Belajar dari Masa Lalu

Written By Unknown on Saturday 22 February 2014 | 12:06

Pelajaran Masa Lalu Bukan Jebakan Masa Depan
 


Masa lalu biarlah berlalu untuk apa diingat-ingat. Masa lalu sudah lewat mari kita songsong masa depan. Masa lalu tinggalkan, masa depan sudah menunggu. Serta banyak ungkapan-ungkapan lain yang menitikberatkan tentang betapa tidak pentingnya masa lalu, betapa masa lalu sudah tutup buku, masa lalu tidak ada gunanya dan sebagainya.

Aku sedikit tidak setuju dengan semua pendapat yang menganggap masa lalu seperti sebuah benda yang dibungkus plastik hitam, lalu dilakban beberapa lapis, dimasukkan ke dalam kardus, dilakban lagi, dimasukkan ke karung tebal, diikat kencang, diberi pemberat lalu akhirnya dibuang ke laut. Aku kurang sependapat kalau semua masa lalu diperlakukan seperti itu. Di anggap seperti barang bekas yang tidak memiliki fungsi apa-apa lagi. Intinya, tidak setuju.

Menurutku, masa lalu memiliki peran besar atas diri setiap orang. Masa lalu yang membentuk kita yang sekarang, bisa jadi sampai hari esok dan seterusnya. Perlu digarisbawahi, masa lalu bisa hari kemarin, seminggu yang lalu, sebulan, setahun atau puluhan tahun silam.
 
Apa yang menyebabkan masa lalu tidak boleh diperlakukan seperti barang bekas? Bagiku masa lalu itu seperti satu pocket book yang berisi pelajaran sekaligus pengingat penting dalam perjalanan hidup yang harus selalu ada dikantong. Bentuknya kecil tetapi isinya besar.  Fungsinya agar kita tidak serta-merta melupakan masa lalu begitu saja, melainkan untuk mengambil pelajaran dan pesan yang dapat menjadi pengingat kepada kita bahwa sesuatu yang pernah kita lalukan pasti memiliki akibat. Entah itu baik maupun buruk.

Bukankah masa lalu sejalan dengan ungkapan yang sangat akrab di telinga semua orang, pelajaran paling berharga adalah pengalaman atau pengalaman adalah guru yang paling baik. Sementara pengalaman itu sendiri bisa dikatakan sebagai masa lalu.

Lalu apakah semua masa lalu boleh diingat? Pada dasarnya iya. Tiada sesuatu terjadi tanpa meninggalkan pelajaran atau hikmah untuk diambil. Baik itu yang manis dan menyenangkan maupun pahit yang pernah menyayat hati.  Seburuk apapun yang terjadi pada masa lalu, semua karena kita dan untuk kita sendiri. Satu hal yang harus diperhatikan tentunya adalah penyesuaian porsi. Jika masa lalu nan indah tentu mudah membuat tersenyum. Akan tetapi, jika buruk perlukah diingat? Meski tidak mudah, masa lalu yang suram juga mampu mengingatkan kita betapa kita dulu bodoh, kurang beruntung, atau banyak salah, dan sebagainya sehingga akan menegaskan bagaimana kita kini, betapa kita tegar, sabar, ikhlas atau mampu mengambil pelajaran dan segera menyesuaikan diri, memperbaiki diri serta meningkatkan kualitas diri.

Satu analogi yang bagus untuk dijadikan pedoman mengingat masa lalu yaitu seperti kaca depan dan spion mobil. Masa depan dilihat dengan pandangan luas seperti lebarnya kaca depan mobil. Dipandang terus-menerus tanpa berhenti, seperti melihat masa depan. Sedangkan masa lalu dilihat dengan spion dengan ukuran jauh lebih kecil. Bagaimanapun meski kecil kaca spion memiliki fungsi yang sangat vital untuk berkendara, begitu pula melihat masa lalu. Sesekali harus dilihat dan diingat agar langkah senantiasa terjaga dengan sebagai pertimbangan dalam menetapkan suatu keputusan.(MS)
Share this article :

0 comments:

Watch Your Time

Check this All Label

Visitor

Flag Counter
 
Support : Proudly powered by Blogger
Copyright © 2014. LifeIsAStoryOfJourney - All Rights Reserved