-Thank You for Visiting-
Home » , , , » Susahnya Menjadi Wakil Rakyat Jujur

Susahnya Menjadi Wakil Rakyat Jujur

Written By Unknown on Saturday 31 May 2014 | 10:31

Bagaimana Wakil Rakyat Mudah Kaya


Alkisah di suatu negeri antah-barantah tentang begitu beratnya menjadi wakil rakyat yang baik dan jujur.

Sebut saja nama institusinya Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) jika berada di pusat. Sedangkan di daerah ada tambahan kata Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Penghuni institusi ini tentu orang-orang yang mewakili rakyat, perpanjangan tangan rakyat, penyambung mulut dan suara rakyat, penampung aspirasi atau teriakan rakyat, penerus curhatan hati rakyat yang kesemuanya adalah demi kesejahteraan rakyat. Sesuai namanya, perwakilan, jadi mereka benar-benar menjadi utusan atau duta rakyat. Begitu semestinya tugas, kewajiban dan tanggung jawab mereka.

Akan tetapi, tidak demikian di negeri antah-barantah ini. Memang mereka tetap disebut sebagai perwakilan rakyat. Mereka mewakili apa yang diinginkan rakyat. Misalnya, rakyat ingin kaya, mereka mewakilinya dengan menjadi kaya. Rakyat ingin jalan-jalan ke luar negeri atau kemana-mana, mereka mewakilinya, rakyat ingin sejahtera, hidup mewah, makan enak, dan apapun yang nikmat-nikmat mereka pun mewakilinya. Pokoke, apapun yang benar-benar diinginkan rakyat, mereka dengan amat sangat senang mewakili untuk melakukan keinginan rakyat tersebut. Hanya sebagian kecil saja yang benar-benar "melawan" keinginan rakyat dengan tidak mau mewakilinya. Rakyat ingin ini itu, dia tidak ingin mewakili untuk menikmati tetapi mewakili untuk memenuhi dan mengembalikan kepada rakyat. Hanya sedikit.

Terkait selalu terasa berat menjadi orang baik di institusi ini. Berkisahlah salah seorang yang berkecimpung di dapur institusi ini. Here we go, sebagaimana diketahui salah satu tugas pokok orang-orang dalam institusi ini adalah menetapkan peraturan dan undang-undang. Baik setingkat kelurahan sampai tingkat satu negara. Merekalah yang menentukan dan memutuskan. Meski tidak semua aturan. Dalam menetapkan aturan dan undang-undang itu dibutuhkan keseriusan pemikiran, persidangan yang panjang, pembahasan yang kadang alot, penolakan, bantahan, dan sebagainya. Intinya bagaimana agar buah dari keputusan akhir memberikan dampak baik kepada semua rakyat. Betapa mulianya.

Sampai pada satu titik akan terjadi silang pendapat yang sangat susah dipertemukan sehingga tercipta jembatan pemisah antara pro dan kontra. Contoh kasus yang bisa terjadi dan memang terjadi. Sebutlah satu aturan yang akan dibahas bisa merugikan satu pihak tertentu. Salah satu contoh saja, aturan pengelolaan hutan. Bukan rahasia jika banyak pengelolaan hutan yang menyalahi aturan. Jangan berpikir yang menyalahi aturan itu adalah masyarakat kecil, orang-orang kampung atau petani dengan lahan cuma beberapa meter. Okelah, sebagian kecil diantara mereka kadang-kadang memang melakukan kesalahan, namun apalah efek yang ditimbulkan kalau pengelolaan yang mereka lakukan hanya untuk mempertahankan hidup, sekedar mengisi perut. Pun begitu mereka masih dapat dibina dengan penjelasan dan pendekatan persuasif. Banyak diantara orang-orang kecil melakukan itu hanya karena kurangnya pengetahuan dan minimnya informasi.

Nah, aturan yang dibuat tentunya bukan hanya mengarah kepada masyarakat kecil namun lebih utama kepada pengusaha-pengusaha besar nan serakah. Memiliki lahan hampir seluas satu kabupaten atau mungkin setengah luas suatu provinsi. Jika mereka beraksi dalam mengelola hutan dengan cara yang salah, dampaknya bisa kemana-kemana. Contoh yang acapkali terulang dengan santainya adalah kebakaran hutan. Asap pun menjadi momok yang mengerikan. Begitulah. Pengawasan bukan tidak ada. Ada. Bentuk pengawasannya yang kita sedikit bingung seperti apa. Mungkinkah patroli hingga ke pelosok hutan yang luasnya tiada terjangkau kaki, atau pengawasan dalam bentuk makan dan duduk bersama di cafe atau restoran mewah ditemani sekoper lembaran angka-angka, atau pengawasan lain semacam superhero yang mengawasi diam-diam lalu muncul tiba-tiba sebagai penyelamat. Hanya mereka yang paling tahu.

Ditengah susahnya memutuskan aturan dengan cara musyawarah mufakat, semua akan diakhiri dengan voting. Memilih suara terbanyak dalam menetap satu keputusan. Nah.. Game is beginning. Kalaulah benar cerita dari negeri antah barantah ini, voting merupakan favorit kebanyakan wakil rakyat. Kenapa? Karena setiap mereka mengangkat tangan untuk menyatakan setuju atau tidak setuju, pundi-pundi uang mereka bisa bertambah dengan mudah. Maksudnya bagaimana ini?

Begini ceritanya. Setiap aturan yang ditetapkan idealnya demi kebaikan banyak orang. Sayangnya, tidak pernah ada yang namanya baik bagi semua orang. Selalu saja ada pihak yang merasa dirugikan sesempurna apapun aturan dibuat. Kita ambil contoh tentang pengelolaan hutan tadi, yang paling dirugikan adalah pengusaha besar dibidang itu. Solusi bagi mereka bagaimana? Dengan segala jurus, mereka akan menemui para pemutus undang-undang yang ada di kantor dewan perwakilan rakyat. Mulailah melakukan kesepakatan bagaimana caranya agar aturan yang merugikan si pengusaha tidak disahkan. 

Oya, sebelumnya bagaimana si pengusaha tahu akan ada pembahasan undang-undang yang akan mengusiknya? Faktanya, tidak sedikit pasukan anggota dewan menjemput bola menemui yang berkepentingan untuk mengabari agenda mereka. Itu salah satu. Lainnya, ada juga justru anggota dewan itu merupakan keluarga, teman, rekan bisnis, atau si pengusaha itu sendiri. Lain lagi, sangat mudah menitipkan seorang mata-mata sekedar memberi informasi tentang agenda rapat anggota dewan terhormat. Semua bisa diatur asalkan ada nominal yang tersenyum manis.

Kembali pada kesepakatan si pengusaha dan si anggota dewan. Sederhana saja, si pengusaha tinggal berkata berapa angka yang diperlukan agar aturan pengelolaan hutan tidak disahkan. Done! Seterusnya bagaimana? Si oknum anggota dewan akan menemui anggota lainnya sambil menyampaikan maksud dan tujuan sesuai keinginan si pengusaha. Mulai dari bertemu di rumah, di tempat hiburan, di daerah wisata, dimana saja bisa. As you like it. Tentu, angka nominal memainkan peran penting disini. Begitu seterusnya sampai jumlah suara yang diperlukan cukup untuk memenuhi harapan.

Memang, yang ditemui bukanlah semua anggota dewan. Akan ada proses seleksi disini. Banyak klasifikasi anggota dewan yang akan dihadapi. Mana yang satu suara tanpa ada nominal, mana yang bisa dimanipulasi hanya dengan kata-kata, mana yang dengan sedikit ekstra effort, mana yang tidak mungkin atau dikenal tegas dan kuat pada kebenaran. Dan karakter-karakter lainnya. Si oknum tentu lebih tahu sasaran tembak. 

Finally, tibalah pada tahap voting yang dimaksud. Hasilnya, bisa dipastikan si pengusaha menang. Angka yang dialirkan tepat sasaran. Setiap pernyataan setuju atau tidak setuju pun menghasilkan angka. Pundi-pundi terjaga, sekaligus bertambah. Gampang kan. Begitu seterusnya atas banyak keputusan. Ini masih salah satu saja dari sekian banyak mimpi-mimpi indah proyek daerah atau pemerintah yang bisa dialirkan ke rekening sendiri.

Lalu kenapa menjadi wakil rakyat yang sangat baik dan mulia itu teramat sangat susah? Waw..!!! Hal utama tentu godaan nominal uang. Seperti salah satu kasus itu, ketika dia menolak uang dia seolah-olah akan kehilangan dua hal. Pertama, ya uang itu sendiri. Kedua, pada akhirnya dia akan kalah dalam voting. Sekali dua kali tiga kali situasi berjalan terus-menerus seperti itu, apa dia akan kuat? Apakah mampu bertahan? Aku tidak mampu menjawab.

Aku tidak benar-benar tahu namun tetap optimis bahwa ada anggota dewan yang baik perilaku dan mulia hatinya. Selalu memperjuangkan kebenaran dan kebaikan demi rakyat yang diperjuangkannya. Meski berat dan sangat berat namun dia atau mereka selalu berjuang atas nama kebenaran dan memang demi kebenaran.

Aku pun punya keyakinan bahwa mereka yang selalu bergelimang harta dari jalan salah dan merasa kesalahan bukanlah salah lagi suatu saat akan menerima ganjaran setimpal atas perbuatan dan tabiat buruknya. Aku tidak sedang membahas tentang kehidupan akhirat yang aku sangat yakini, namun didunia pun mereka akan mendapat teguran, peringatan dan hukuman.

The last, kepada yang selalu berbuat tulus dan ikhlas demi kebaikan, teruslah berjuang. Urusan hasil, itu bukan kuasamu, ada Dia yang mengatur semuanya. Berusahalah maksimal dan optimal. Kalau kata mereka yang sangat bijaksana, "tenang saja, tiada kebaikan yang disia-siakan oleh-Nya. Setiap perbuatan baikmu akan dinilai dan mendapat ganjaran jauh lebih bernilai dari semua harta dunia." (MS)
Share this article :

0 comments:

Watch Your Time

Check this All Label

Visitor

Flag Counter
 
Support : Proudly powered by Blogger
Copyright © 2014. LifeIsAStoryOfJourney - All Rights Reserved