-Thank You for Visiting-
Home » , » Bungsu Menikah Duluan

Bungsu Menikah Duluan

Written By Unknown on Thursday 5 June 2014 | 14:32

Ketika Si Bungsu Mendahului Menikah




Weekend Story.

Sore ini dapat cerita menarik lagi tentang tetangga. Bukan cerita buruk seperti sebelumnya. Kali ini cerita serius berbumbu kelucuan.

Adalah satu keluarga dengan lima orang anak. Aku kenal baik dengan keluarga mereka sejak zaman sekolah dasar. Berbicara tentang jumlah bersaudara anggap anak kelima sebagai si bungsu tidak dihitung karena usianya terpaut cukup jauh dari saudara diatasnya. Jadi, anak ke empat yang dijadikan si bungsu dalam kisah ini.

Cerita ini tentang menikah.
Dilihat dari faktor umur, 4 anak pertama, 2 laki-laki dan 2 perempuan sudah layak menikah. Umur mereka antara 21-29 tahun. Sudah diizinkan secara agama maupun ketentuan negara untuk menikah.

Lalu dimana kelucuan mulai terjadi?
Namanya orang tua ketika anak sudah pantas menikah tentulah meminta anak agar menyegerakan. Selain demi kebahagiaan anak, orang tua juga ingin memiliki cucu. Itu hal sangat mendasar. Permintaan menikah dialamatkan pertama sekali pasti kepada anak pertama. Minta dan diminta. Namun si anak ternyata masih selalu menolak. Alasannya, lebih ke faktor pribadi yang umum diucapkan manusia manapun, belum siap. Bukan karena faktor lain. Padahal semua orang tahu dia sudah punya seorang teman dekat yang spesial, juga punya pekerjaan tetap. Namun, ya begitulah kalau alasan sudah terucap. Orang tua sabar menanti hingga tahun silih berganti, meski tidak jua kunjung ada kabar sesuai keinginan mereka.

Alternatif dijalankan, si anak kedua yang menjadi sasaran permintaan. Ternyata jawaban yang diharapkan masih mengecewakan hati orang tua. Kecewa sekedarnya. Sebab hanya alternatif. Anak pertama masih menjadi harapan utama. Anak kedua yang juga laki-laki, juga kurang setuju jika harus mendahului saudaranya yang lebih tua dan sepertinya lebih siap daripada kondisinya.

Selanjutnya anak ketiga, seorang perempuan. Mengharapkan si anak perempuan ini boleh-boleh saja. Urusan umur sudah bukan masalah. Jika pun harus mendahului kedua saudaranya bukan perkara serius atau akan menjadi bahan pembicaraan masyarakat umum. Ups, sedikit pendapat yang umum beredar di masyarakat, tentang pernikahan siapapun sepertinya selalu saja ada topik yang dibicarakan masyarakat terlebih jika menemukan sesuatu yang tidak sesuai. Singkatnya, selalu ada topik untuk bergosip ria. Begitulah penyakit, khususnya terjadi di kalangan ibu-ibu, maaf.

Terkait dengan si anak ketiga, orang tua boleh saja mengharapkannya menikah lebih dulu. Akan tetapi semua tergantung si laki-lakinya. Kebetulan kami juga tahu persis siapa teman dekat si anak ketiga ini yang tidak lain bisa dikatakan bagian dari masyarakat sekitar juga. Semua bisa berpendapat barangkali si laki-laki juga masih jauh dari kata siap.

Lama menanti, semakin banyak harapan dalam hati orang tua. Sampai kemudian si anak ke empat, seorang perempuan beraksi dengan bukti nyata.

Dia menyegerakan meminta teman dekatnya (red: pacar) untuk menemui orang tuanya setelah sekian lama petualangan cerita mereka. Sebelum-sebelumnya si pacar sudah sering juga main ke rumah mereka. Kali ini tujuan kedatangannya untuk menikahi si anak ke empat ini. Nah lho, orang tua si perempuan mau bilang apa lagi. Niat baik tidak mungkin ditolak. Idealnya, saudara-saudaranya yang lebih tua lebih dahulu mengambil peran itu namun kesempatan panjang yang diberikan tidak digubris dengan baik. Finally, yes. Orang tua menerima dengan baik. Seterusnya proses sebagaimana mestinya dilanjutkan sesuai tata cara dan tradisi yang ada.

So, what happen next? Pasca proposal dari pasangan anak keempat disetujui, tiba-tiba kedua saudara laki-lakinya seperti kebakaran jenggot tanpa sebab beralasan. Mereka kini meminta untuk segera menikah. Antara anak pertama dan kedua mengajukan diri bahkan terkesan berlomba untuk didahulukan. 

Orang tua bingung. Kenapa mendadak kesetanan? Orang tua sebenarnya tidak merasa masalah secara pribadi. Tetapi, menurut kebiasaan kurang etis jika dalam satu tahun diadakan dua kali pernikahan dalam satu keluarga. Menjaga pandangan masyarakat umum.

Perkara satu dan lainnya mungkin bisa disiasati, cuma kebingungan orang tua belum terjawab. Kenapa kedua anak tertuanya harus mendadak begini setelah adik mereka memutuskan untuk menikah. Bukankah kesempatan sudah diberikan sejak lama. Mereka mengabaikan, mereka menolak. Kini, ya harus menunggu lagi. Paling tidak sampai tahun berganti. 

Satu lagi, mengingat kedua saudara itu kini sama-sama keras ingin didahulukan si orang tua bimbang siapa yang harus diutamakan nanti. Mestinya si anak pertama namun sepertinya itu tidak akan mudah. Mengingat harus menunggu lagi ke tahun berikutnya bagi anak kedua. Padahal keinginannya pun sudah keras.

Kesimpulannya, mari kita tunggu sang waktu memberi jawaban. Yang pasti, jangan sampai terjadi hal tidak diinginkan.(MS)
Share this article :

0 comments:

Watch Your Time

Check this All Label

Visitor

Flag Counter
 
Support : Proudly powered by Blogger
Copyright © 2014. LifeIsAStoryOfJourney - All Rights Reserved