-Thank You for Visiting-
Home » , » Romantika Ta'aruf untuk Menikah

Romantika Ta'aruf untuk Menikah

Written By Unknown on Sunday 30 March 2014 | 07:43

Suka Duka Suka Menikah Dengan Cara Ta'aruf



Menikah, siapa yang tidak ingin. Semua agama memerintahkan itu. Sebagai ummat Islam itu menjadi anjuran yang sangat diberatkan. Ta'aruf merupakan cara menikah yang diajarkan oleh rasul. Proses ini sepertinya sudah tidak sebanyak dulu dan dulu lagi. Meski begitu masih ada orang yang tetap mempertahankan dan mengajarkan kepada orang-orang di sekitarnya tentang cara menikah lewat proses ta'aruf.

Ta'aruf mestinya tidak butuh proses lama. Tiga bulan merupakan batas toleransi yang menjadi kebiasaan. Walau mungkin tetap ada beberapa yang melebihi karena suatu sebab. Tidak ada masalah serius sebenarnya, kembali kepada pihak-pihak yang menjalani proses itu. Beberapa situasi juga kadang memang mengharuskan. Namun demikian, tetap dianjurkan lebih cepat semakin baik. Paling penting semua ketentuan yang menjadi bagian dari ta'aruf telah terpenuhi bagi masing-masing pihak. Penjelasan lebih jauh tentang ta'aruf bisa dipelajari, dicari tahu dalam banyak buku atau didiskusikan dengan orang-orang berpengetahuan tentang itu.

Satu fenomena yang umum terjadi tentang beratnya tanjakan perasaan yang dilalui jika waktunya lebih lama dari kebiasaan. Perasaan seperti ini sangat susah difahami kalau tidak merasakan sendiri. Aku pun demikian. Berdasarkan pengalaman teman, berbagi cerita dengan orang yang sudah menjalani atau memperhatikan dari tingkah laku serta tutur kata orang yang berada dalam posisi itu.

Kita ke contoh kasus dulu, ada seorang teman laki-laki yang menjalani proses ta'aruf dari titik nol. Belum kenal sama sekali dengan calon istri. Happy ending sih akhirnya. Namun sedikit berbicara tentang proses yang mengalami pasang surut sangatlah tidak sederhana. Pada proses ta'aruf ada beberapa hal yang tidak diperbolehkan dilakukan. Semua itu diatur oleh ajaran agama dan sesuai tuntunan rasul. Misalnya interaksi antara kedua pasangan ini sangat terbatas dan dibatasi. Bukan tidak boleh.

Proses awal biasanya kedua pasangan masih mampu melalui dengan aman. Interaksi mereka lebih banyak melalui perantara dulu. Bisa orang tua, anggota keluarga, kerabat dekat, sanak saudara, sahabat dekat atau siapa saja yang faham dan dianggap mampu menjadi jembatan yang bisa membedakan mana boleh mana dilarang. Kemudian setelah mendapatkan garis merah yang positif antar kedua belah pihak barulah mereka dipertemukan untuk lebih mengenal satu sama lain, dengan cara tertentu pula. Selanjutnya jika berakhir dengan satu kata setuju dari semua pihak usai tahapan panjang maka masuklah pada jenjang menuju pernikahan.

Disinilah titik terberat. Kedua orang yang akan dinikahkan sangat dianjurkan bahkan tidak boleh lagi melakukan komunikasi langsung satu sama lain hingga hari pernikahan. Begitu aturan mainnya. Nah, kenapa berat? Jawabannya akan terlalu sulit dicerna jika tidak mengalami sendiri. Perasaan apa yang dirasakan orang yang berada pada posisi ini tidak akan difahami kalau kita tidak berada pada situasi ini. Sebagai analogi, sebutkan satu benda yang teramat sangat diinginkan saat ini, namun belum kunjung mampu untuk dimiliki, masih sebatas angan. Misalnya mobil keren, motor bagus, handphone canggih, peralatan olah raga dan sebagainya. Suatu ketika datanglah seseorang yang memberikan itu kepada kita secara cuma-cuma. Sudah menjadi milik kita, sah. Hanya saja belum boleh disentuh bahkan dilihatpun jangan, sebelum waktu yang ditentukan. How do you feel?  Gregetan cuy.

Demikianlah orang yang berada pada situasi tadi. Meski belum resmi dan sah secara agama, namun secara kepatutan umum keduanya telah terikat. Ditinjau dari pemikiran manusia semata tidak akan ada lagi yang menghalangi mereka untuk menikah. Secara kebiasaan pun mereka sah-sah saja jalan berdua. Masalahnya, mereka tetap tidak boleh berkomunikasi satu sama lain jika melalui proses ta'aruf ini. Sudah bisa dibayangkan betapa beratnya itu? Seseorang yang didamba setengah mati, tidak boleh dilihat, diajak bicara, apalagi lebih daripada itu padahal sudah tidak ada lagi penghalang selain ucapan ijab qabul. Tidak boleh. Bukan kata-kata manusia. Semua diatur oleh ajaran agama. Ini sangat berat, teramat sangat berat. Percaya atau tidak rasa berkecamuk di hati orang yang menjalani ini sangat kuat. Seperti samudera yang dihantam badai besar. Dipastikan godaan syetan pun mengambil peran banyak disini. Itulah kenapa lebih cepat semakin baik. Bayangkan jika tahapannya lama, penantiannya membuat kepala dipenuhi kegalauan tidak menentu. Sakitlah yang ada nanti.

Beberapa teman membuktikan semua itu. Hanya seminggu menjelang pernikahan, kata-katanya sudah berubah seperti ABG yang baru dilanda asmara. Lucu tentunya. Seperti perumpamaan seorang preman berwajah sangar berpenampilan metal tapi memainkan lagu dangdut. Tidak cocok. Wajah Guns n Roses hati Ridho Rhoma. Tiba-tiba berubah menjadi sangat merindu menjelang hari pernikahan. Jika mereka yang memulai ta'aruf dari titik nol mungkin bisa dimaklumi jika keinginan untuk bertemu sangat besar. Lucunya mereka yang sebenarnya tidak melalui proses ta'aruf pun mengalami hal serupa, padahal sebelumnya mereka senantiasa bertemu kecuali sepekan menjelang pernikahan.

Pada proses ta'aruf, sebagian orang akan mengira mampu mengontrol dirinya sendiri untuk melalui waktu ini dengan lebih tenang. Itu benar. Akan tetapi, bisakah mengontrol orang lain? Ada kalanya si laki-laki mampu mengendalikan diri, tidak demikian si perempuan. Atau sebaliknya. Menurut yang pernah dialami beberapa teman, si perempuan paling rentan tergoyang. Rasa rindunya berlipat-lipat ingin segera bertemu, ingin melihat, ingin mendengar suara. Biasanya keadaan seperti ini tidak menjadi masalah besar bagi si laki-laki andai dia tetap tidak tahu. Hanya saja jika kabar itu kemudian diketahuinya melalui salah satu keluarga atau teman terdekat bahkan jika tersampai kabar si perempuan sudah seperti gadis yang sedikit tenggelam oleh rasa rindu, akhirnya bisa luluh dan luntur juga ketegaran si laki-laki.

Apalagi begitu banyaknya media sosial. Satu kalimat saja tercurah di media sosial yang menjurus pada perasaan salah satu pihak, pihak lain akan terusik mesra sambil menggigit bantal. Ingin membalas komunikasi namun aduhai tahan, harus ditahan. Urusan sentimentil begitu biasanya tetap lebih didominasi perempuan. Dalam hati si laki-laki pasti merasakan hal serupa, namun disitulah perbedaan mendasar laki-laki dan perempuan menghadapi problematika hati. Celah-celah komunikasi pun bisa dicari. Ini bisa mencederai proses yang telah dilalui. Kembali, itulah mengapa tahapan ta'aruf tidak boleh terlalu lama.

Dalam satu cerita tentang orang yang ingin menikah namun terkendala ikatan dinas. Kasus seperti ini banyak terjadi sepanjang masa. Khusus untuk orang yang ingin menikah melalui proses ta'aruf dan terkendala ikatan dinas, kasusnya sangat sedikit.

Pada dasarnya jodoh itu mutlak kehendak Pemilik alam semesta. Tidak ada seorang pun yang mampu menentukan, seperti satu ungkapan yang benarnya mendekati seratus persen:

Jodoh itu unik
Seringkali yang dikejar-kejar menjauh
Yang tak sengaja mendekat
Yang seakan sudah pasti menjadi ragu
Yang awalnya diragukan menjadi pasti
Yang selalu diimpikan tak berujung pernikahan
Yang tak pernah dipikirkan bersanding di pelaminan.

Tentu banyak lagi ungkapan orang berkaitan dengan jodoh. Karena tetap menjadi rahasia Ilahi.

Siapa yang tidak ingin menikah. Selain orang tidak waras, kupikir hanya segelintir orang dengan pemikiran sempit tidak berkeingin menikah. Lalu apa yang harus dilakukan seseorang dengan kasus ikatan dinas tadi namun sangat ingin menikah melalui proses ta'aruf? Jawabannya cuma satu, sabar. Namun, bagaimana nanti jika gadis yang diidam-idamkan jauh di lubuk hati itu terlanjur dinikahi orang lain? Ya, berarti dia bukan jodohmu. Bagaimana jika sebenarnya gadis itu juga mengharapkan dirimu namun sama seperti dirimu yang tidak ingin mengungkapkan? Itulah uniknya jodoh, iya menurutmu belum tentu itu di garis tanganmu. Bisa saja dia adalah jodohmu jika bergerak lebih dini meski terkendala masa ikatan dinas? Memangnya mampu menahan diri, mengendalikan hati sampai berakhirnya masa ikatan dinas yang tidak sebentar itu. Jawab sendiri.

Semua itu merupakan alasan kenapa seseorang lebih menahan diri untuk tidak mengatakan isi hatinya. Ada satu pertanyaan dari seseorang kepada orang yang berada pada situasi seperti itu, kenapa kamu tidak menyampaikan saja yang sebenarnya kepada dia atau kepada orang tuanya? Apakah ada orang lain yang kamu harapkan? Maka untuk menjawab itu diperlukan kelapangan dada. Ketika seseorang harus menjawab maka ia harus mengetahui efek dari jawabannya. Jika menjawab tidak berniat sama sekali kepada orang yang dimaksud, itu mungkin akan menyakitinya kalau ternyata dalam hatinya berkata iya atau dia memang percaya bahwa tidak ada yang tahu hari esok. Toh, selama ini dia mengosongkan hatinya, sehingga siapapun kelak bisa mengisi tanpa terkecuali.

Akan berbeda kalau memang meyakini dia sama sekali tidak berniat serius. Nah, jika harus mengatakan iya berarti secara tidak langsung dia sudah mengikatkan hati pada orang yang dimaksud. Seterusnya, hanya akan ada si seseorang itu yang selalu menghantui pikirannya. Pada saat yang sama jika si gadis tahu dia pun akan mengambil sikap. Menerima atau menolak. Jika menolak, kasus selesai. Efeknya, pasti sakit bagi satu pihak karena sudah terlanjur menyampaikan harapan dengan berkata iya. Jika diterima, inilah yang akan melahirkan situasi yang tidak menenangkan hati kedua belah pihak sampai masa penantian untuk bertemu tiba. Semua mungkin akan terkesan tidak konsisten, plin-plan, tidak siap menerima resiko atau apapun, namun sebenarnya lebih baik diam daripada melisankan perasaan karena sebuah keyakinan hati.

Pada akhirnya serahkan semua pada-Nya. Jodoh adalah rahasia-Nya. Bukankah kita diberikan kesempatan banyak untuk berdo'a. Silahkan dido'akan saja terus-menerus. Tahan diri untuk tidak melakukan perbuatan yang dilarang-Nya. Sembari berdo'a perbaiki juga diri. Semoga saat yang sama seseorang yang kelak menjadi jodohmu siapapun dia juga sedang memperbaiki diri. Bukankah itu cara terbaik yang disiapkan bagimu oleh Penciptamu sebagai kejutan istimewa.(MS)
Share this article :

0 comments:

Watch Your Time

Check this All Label

Visitor

Flag Counter
 
Support : Proudly powered by Blogger
Copyright © 2014. LifeIsAStoryOfJourney - All Rights Reserved